Acara

AKAR 2019

Jakarta, 20 Maret 2019 – Platform petisi online Change.org Indonesia hari ini menggelar konferensi lingkungan AKAR 2019. Konferensi ini menghadirkan berbagai pembicara dari kalangan masyarakat sipil, pemangku keputusan, komunitas, musisi, dan anak muda untuk berdiskusi tentang isu lingkungan.

Acara ini diadakan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan dihadiri oleh 250 peserta yang peduli lingkungan. Tidak hanya aktivis lingkungan, tapi juga akademisi, mahasiswa, dan masyarakat sipil dari berbagai kalangan dan umur.

Pada kesempatan ini Change.org Indonesia juga memberikan apresiasi kepada Ibu Siti Nurbaya Bakar dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai pengambil keputusan paling responsif terhadap petisi petisi yang ditujukan di laman Change.org.

Meskipun bertemakan lingkungan, banyak aspek yang dipaparkan di konferensi AKAR 2019 ini. Dari sisi pemerintah, Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif dan Dirjen Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rasio Ridho Sani berbagi tentang usaha pemerintah dalam memberantas korupsi sumber daya alam dan pencapaian dalam menindak pelaku kejahatan lingkungan.

Farwiza Farhan, Direktur Eksekutif Yayasan HAkA menceritakan pengalamannya dalam melindungi ekosistem Leuser di Aceh; Rukka Sombolinggi, Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara menjelaskan keharmonisan masyarakat adat dan keanekaragaman hayati Indonesia;  Muhammad Teguh Surya, Direktur Yayasan Madani Berkelanjutan menaruh perhatian pada kondisi perkelapasawitan Indonesia; dan Leony Aurora bersama dengan Daniel Mananta dari Hutan Itu Indonesia berbagi tentang permintaan mereka agar diadakannya Hari Hutan Indonesia. Tidak hanya itu, AKAR 2019 menghadirkan Chef Charles Toto atau the Jungle Chef dari Papua untuk berbagi tentang kearifan lokal Indonesia terkait lingkungan.

AKAR 2019 juga dimeriahkan dengan penampilan dari Mo Sidik; band Tika and the Dissidents; Keenan Avalokita Kirana; dan penampilan dari Sanggar Anak Akar. Selain mengisi acara, Keenan Avalokita Kirana menjadi perwakilan dari generasi muda untuk menyuarakan harapannya akan kondisi lingkungan Indonesia di masa depan.

Tahun 2018, lingkungan hidup menjadi topik teratas yang disuarakan publik. “Melihat animo yang sangat baik itu, kami merencanakan sebuah acara konferensi: “AKAR”, yang bertujuan menelisik akar-akar permasalahan dari perusakan lingkungan, menjaga akar-akar alam Indonesia serta memperkuat akar perjuangan kita dalam melindungi lingkungan,” jelas Arief selaku Co-founder Change.org Indonesia.

Tahun 2018 menjadi tahun yang penting bagi pergerakan warganet untuk perubahan. Jumlah suara di platform petisi Change.org meningkat signifikan, dari 4 juta pengguna, menjadi 6,5 juta pengguna; 2 juta diantaranya mengalami kemenangan dalam petisi yang mereka dukung.

Yang membedakan, di tahun 2018 lingkungan hidup menjadi topik teratas yang disuarakan publik. Ada 2,1 juta orang bersuara lewat petisi bertopik lingkungan, mulai dari membela Basuki Wasis dan Bambang Hero, mendorong cukai plastik, hingga petisi untuk menghentikan obral izin sebelum dan sesudah pemilu.

“Melihat animo yang sangat baik itu, kami merencanakan sebuah acara konferensi: “AKAR”, yang bertujuan menelisik akar-akar permasalahan dari perusakan lingkungan, menjaga akar-akar alam Indonesia serta memperkuat akar perjuangan kita dalam melindungi lingkungan,” jelas Arief selaku Co-founder Change.org Indonesia.

Pada kesempatan ini Change.org Indonesia juga memberikan apresiasi kepada Ibu Siti Nurbaya Bakar dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai pengambil keputusan paling responsif terhadap petisi petisi yang ditujukan di laman Change.org.

Berbagai tokoh masyarakat membagikan cerita dan gagasannya di AKAR 2019. Dari sisi pemerintah, AKAR 2019 menghadirkan Wakil Ketua KPK, Laode Muhammad Syarif; Dirjen Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rasio Ridho Sani.

Farwiza Farhan, Direktur Eksekutif Yayasan HAkA; Rukka Sombolinggi, Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara;  Muhammad Teguh Surya, Direktur Yayasan Madani Berkelanjutan; dan Leony Aurora sebagai Co-Founder Hutan Itu Indonesia berbagi perspektif mereka selaku organisasi masyarakat sipil.

Tidak hanya itu, tokoh masyarakat seperti Daniel Mananta, presenter, aktor, dan entrepreneur tanah air bersama dengan Chef Charles Toto atau the Jungle Chef juga ikut serta dalam menceritakan pandangan mereka dalam melestarikan lingkungan.  

AKAR 2019 juga dimeriahkan dengan penampilan dari Mo Sidik; band Tika and the Dissidents; Keenan Avalokita Kirana; dan penampilan dari Sanggar Anak Akar.

Semoga acara ini dapat menginspirasi kita untuk membuat perubahan berdampak bagi masyarakat luas. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh narasumber yang telah menyampaikan presentasi mereka dengan baik, semua pihak yang terlibat dalam persiapan serta pelaksanaan acara, dan tentu saja, pada semua peserta yang sudah meluangkan waktu untuk hadir meramaikan AKAR 2019.

Presentasi AKAR 2019

Presentasi AKAR 2019 Laode M. Syarif – Komisi Pemberantasan Korupsi
Presentasi AKAR 2019 Rasio Ridho Sani – Dirjen GAKKUM Kementerian LHK

Foto AKAR 2019

Lihat Foto-Foto AKAR 2019 di sini
Written by
Change.org
March 29, 2019 4:23 am